Schumpeter lebih menekankan pada
pentingnya peranan para pelaku ekonomi yang memiliki jiwa entrepreneurship di
dalam menciptakan perkembangan ekonomi. Mereka terus mengusahakan inovasi dalam
kegiatan ekonomi.
Inovasi ini meliputi:
• Memperkenalkan suatu produk baru
• Mempertinggi efisiensi suatu produk
• Mengadakan perluasan pasarsuatu barang
• Mengadakan perubahan dalam organisasi produksi untuk mempertinggi eksistensi memungkinkan timbulnya proses imitasi, dimana pengusaha melakukan pengembangan teknologi baru.
• Memperkenalkan suatu produk baru
• Mempertinggi efisiensi suatu produk
• Mengadakan perluasan pasarsuatu barang
• Mengadakan perubahan dalam organisasi produksi untuk mempertinggi eksistensi memungkinkan timbulnya proses imitasi, dimana pengusaha melakukan pengembangan teknologi baru.
Menurut Schumpeter, makin tinggi
tingkat kemajuan perekonomian, maka makin terbatas kemungkinan untuk mengadakan
inovasi. Dengan demikian, pertumbuhan ekonomi akan menjadi bertambah lambat dan
pada akhirnya akan terjadi keadaan yang tidak berkembang (stationary state).
Akan tetapi, berbeda dengan pandangan klasik, dalam pandangan Schumpeter
keadaan tidak berkembang itu dicapai pada tingkat pertumbuhan yang tinggi.
Menurut Schumpeter, investasi dapat
dibedakan kepada dua golongan yaitu penanaman modal otonomi dan penanaman modal
terpengaruh. Penanaman modal otonomi adalah penanaman modal yang ditimbulkan
pada kegiatan ekonomi yang timbul sebagai akibat kegiatan inovasi. Penanaman
modal otonomi adalah penanaman modal yang ditimbulkan pada kegiatan ekonomi
yang timbul sebagai akibat kegiatan inovasi
Faktor-faktor yang mempengaruhi perkembangan dan pertumbuhan ekonomi yaitu:
Faktor-faktor yang mempengaruhi perkembangan dan pertumbuhan ekonomi yaitu:
* Jumlah dan kualitas penduduk
* Sumber daya modal dan teknologi
* Sistem sosial dan sikap masyarakat
* Sumber daya alam
* Luas pasar atau pangsa pasar
Tidak ada komentar:
Posting Komentar