PENALARAN
INDUKTIF
Disusun
Oleh :
Puti
Melati Khalishah
(26213975)
Nama
Dosen :
Drs.
Budi Santoso, SS. MM
UNIVERSITAS
GUNADARMA
FAKULTAS
EKONOMI
2015
KATA
PENGANTAR
Puji syukur kehadirat Tuhan Yang Maha Esa atas
segala rahmatNYA sehingga makalah ini dapat tersusun hingga selesai . Tidak
lupa saya juga mengucapkan banyak terimakasih atas bantuan dari pihak yang
telah berkontribusi dengan memberikan sumbangan baik materi maupun pikirannya.
Dan harapan saya semoga makalah ini dapat menambah
pengetahuan dan pengalaman bagi para pembaca, Untuk ke depannya dapat
memperbaiki bentuk maupun menambah isi makalah agar menjadi lebih baik lagi.
Karena
keterbatasan pengetahuan maupun pengalaman saya, saya yakin masih banyak
kekurangan dalam makalah ini, Oleh karena itu saya sangat mengharapkan saran
dan kritik yang membangun dari pembaca demi kesempurnaan makalah ini.
Bekasi, November
2015
Penyusun
DAFTAR
ISI
Halaman Judul
Kata Pengantar..............................................................................................
i
Daftar
isi........................................................................................................
ii
BAB I PENDAHULUAN
1.1. Latar Belakang
Masalah....................................................................
1
1.2. Rumusan dan
Batasan Masalah........................................................
1
1.3. Tujuan
Penelitian...............................................................................
1
1.4. Manfaat
Penelitian.............................................................................
1
1.5. Metode Penelitian
BAB II PEMBAHASAN
2.1. Pengertian
Penalaran...........................................................................
2
2.2. Pengertian
Penalaran Induktif............................................................
2
2.3. Bentuk-Bentuk
Penalaran Induktif.....................................................
2
2.4. Perbedaan
Penalaran Induktif dan Penalaran Deduktif....................... 4
BAB III PENUTUP
3.1. Kesimpulan.........................................................................................
5
DAFTAR
PUSTAKA....................................................................................
iii
BAB
I
PENDAHULUAN
1.1.
Latar Belakang
Penalaran adalah proses berpikir yang
bertolak dari pengamatan indera (observasi empirik) yang menghasilkan sejumlah
konsep dan pengertian. Berdasarkan pengamatan yang sejenis juga akan terbentuk
proposisi – proposisi yang sejenis, berdasarkan sejumlah proposisi yang
diketahui atau dianggap benar, orang menyimpulkan sebuah proposisi baru yang
sebelumnya tidak diketahui.
Penalaran dibagi menjadi dua, yaitu
penalaran deduktif dan penalaran induktif. Penalaran deduktif dikembangkan oleh
Aristoteles, Thales, Pythagoras, dan para filsuf Yunani lainnya dari Periode
Klasik (600-300 SM.). Aristoteles, misalnya, menceritakan bagaimana Thales
menggunakan kecakapannya untuk mendeduksikan bahwa musim panen zaitun pada
musim berikutnya akan sangat berlimpah. Karena itu ia membeli semua alat
penggiling zaitun dan memperoleh keuntungan besar ketika panen zaitun yang
melimpah itu benar-benar terjadi.
1.2.
Rumusan Masalah
Sesuai
identifikasi masalah diatas, maka rumusan masalah dalam studi adalah :
1. Apa
yang dimaksud dengan penalaran?
2. Apa
yang dimaksud dengan penalaran induktif ?
3. Apa
saja bentuk penalaran induktif ?
4. Apa
perbedaan penalaran induktif dan penalaran deduktif?
1.3.
Tujuan Penelitian
Penulisan ini bertujuan untuk mengetahui
lebih luas tentang penalaran khususnya penalaran induktif, mengetahui
bentuk-bentuk penalaran induktif beserta contoh penalaran induktif. Selain itu
makalah ini dibuat untuk memenuhi Tugas mata kuliah Bahasa Indonesia
1.4.
Manfaat Penelitian
1. Bagi
Penulis
Penulisan ini diharapkan dapat
menambah wawasan dan pengetahuan yang lebih luas lagi tentang penalaran
induktif.
2. Bagi
Pembaca
Diharapkan dapat dijadikan sebagai
sumbangan bagi dunia ilmu pengetahuan agar berguna bagi mereka yang
memerlukannya terutama mahasiswa/i.
1.5.
Metode Penelitian
Data yang digunakan dalam penelitian ini hanyalah
data sekunder yang diambil dari beberapa website yang mendukung penelitian ini.
BAB
II
PEMBAHASAN
2.1.
Definisi Penalaran
Penalaran
adalah suatu proses berfikir dalam menarik suatu kesimpulan yang berupa
pengetahuan. Sebagai suatu kegiatan berfikir penalaran memiliki ciri-ciri
tertentu. Ciri pertama adalah proses berpikir logis, dimana berpikir logis
diartikan sebagai kegiatan berpikir menurut pola tertentu atau dengan kata lain
menurut logika tertentu. Ciri yang kedua adalah sifat analitik dari proses
berpikirnya. Sifat analitik ini merupakan konsekuensi dari adanya suatu pola
berpikir tertentu.
2.2.
Definisi Penalaran Induktif
Penalaran
induktif adalah cara berpikir dengan menarik kesimpulan umum dari pengamatan
atas gejala-gejala yang bersifat khusus. Misalnya pada pengamatan atas logam
besi, alumunium, tembaga dan sebagainya. Jika dipanasi ternyata menunjukkan
bertambah panjang. Dari sini dapat disimpulkan secara umum bahwa logam jika
dipanaskan akan bertambah panjang. Biasanya penalaran induktif ini disusun
berdasarkan pengetahuan yang dianut oleh penganut empirisme.
Contoh
penalaran induktif adalah :
Harimau
berdaun telinga berkembang biak dengan melahirkan. Babi berdaun telinga
berkembang biak dengan melahirkan. Ikan paus berdaun telinga berkembang biak
dengan melahirkan.
2.3.
Bentuk-bentuk Penalaran Induktif
1. Generalisasi
Generalisasi adalah proses berpikir
berdasarkan hasil pengamatan atas sejumlah gejala dan fakta dengan sifat-sifat
tertentu mengenai semua atau sebagian dari gejala serupa itu.
Contoh
Generalisasi :
Pemakaian
bahasa Indonesia deseluruh daerah diindonesia dewasa ini belum dapat dikata
seragam. Perbedaan dalam struktur kalimat, lagu kalimat, ucapan terlihan dengan
mudah. Pemakaian bahasa Indonesia sebagai bahasa pergaulan sering dikalahkan
oleh bahasa daerah. Diungkapkan persurat kabaran, radio, dan TV pemakaian
bahasa indonesia belum lagi dapat dikatakan sudah terjaga baik. Para pemuka
kita pun pada umumnya juga belum memperlihatkan penggunaan bahasa Indonesia
yang terjaga baik. Fakta – fakta diatas menunjukan bahwa pengajaran bahasa
Indonesia perlu ditingkatkan.
Macam-Macam
Generalisasi :
a. Generalisasi
Sempurna
Adalah
generalisasi dimana seluruh fenomena yang menjadi dasar penimpulan diselidiki.
Generalisasi macam ini memberikan kesimpilan amat kuat dan tidak dapat
diserang. Tetapi tetap saja yang belum diselidiki.
b. Generalisasi
Tidak Sempurna
Adalah
generalisasi berdasarkan sebagian fenomena untuk mendapatkan kesimpulan yang
berlaku bagi fenomena sejenis yang belum diselidiki.
Penalaran
generalisasi bertolak dari satu atau sejumlah fakta (fenomena atau peristiwa)
khusus yang mempunyai kemiripan untuk membuat sebuah kesimpulan. Sejumlah
peristiwa khusus dibuat dalam bentuk kalimat, kemudian pada akhir paragraf
diakhiri dengan kalimat yang berisi generalisasi dari peristiwa. Peristiwa
khusus yang disebutkan pada bagian awal.
2. Analogi
Adalah membandingkan dua hal yang banyak
persamaanya. Kesimpulan yang diambil dengan jalan analogi, yakni kesimpulan
dari pendapat khusus dari beberapa pendapat khusus yang lain, dengan cara
membandingkan situasi yang satu dengan yang sebelumnya.
Dalam berfikir Analogis, kita meletakan
suatu hubungan baru berdasarkan hubungan-hubungan baru itu. Dan kita juga dapat
menarik kesimpulan bahwa jika sudah ada persamaan dalam berbagai segi, ada
persamaan pula dalam bidang yang lain. Pada pembentukan kesimpulan dengan jalan
analogi, jalan pikiran kita didasarkan atas persamaan suatu keadaan yang khusus
lainnya. Karena pada dasarnya hanya membandingkan persamaan – persamaan
dankemudian dicari hubungannya. Maka sering kesimpulan yang diambil tidak logis.
Dari penjabaran diatas, dapat dikatakan
bahwa penalaran analogi adalah proses penyimpulan berdasarkan fakta atau
kesamaan data. Analogi juga dapat dikatakan sebagai proses membandingkana dari
dua hal yang berlainan berdasarkan kesamaannya kemudian berdasarkan kesamaannya
itu ditarik suatu kesimpulan.
Contoh
Analogi :
Kita
banyak tertarik dengan planel mars, karena banyak persamaannya dengan bumi
kita. Mars dan Bumi menjadi anggota tata surya yang sama. Mars mempunyai
atsmosfir seperti bumi. Temperaturnya hampir sama dengan bumi. Unsur air dan
oksigennya juga ada. Caranya mengelilingi matahari menyebabkan pula timbulanya
musim seperti bumi. Jika bumi ada mahluk. Tidaklah mungkin ada mahluk hidup
diplanet Mars.
3. Hubungan
Akibat Sebab
Hubungan akibat sebab merupakan suatu
proses berfikir dengan bertolak dari suatu peristiwa yang dianggap sebagai
akibat, kemudian bergerak menuju sebab-sebab yang mungkin telah menimbulkan
akibat tadi.
Contoh
Hubungan Akibat Sebab :
Masalah
pengangguran merupakan masalah serius yang harus diselesaikan pemerintah,
seperti beberapa waktu lalu diberitakan dimedia cetak dan ibu kota, bagaimana
ribuan pencari kerja hars berdesakan bahkankan pingsan untuk mendapatkan
pekerjaan. Menurut laporan media cetak hal ini terjadi karena dalam waktu dekat
ini banyak perusahaan menufaktor yang akan tutup. Sehingga harus melakukan PHK.
Selain itu minimnya kahlian atau rendahnya kualitas SDM menjadi faktor penyebab
banyaknya pengangguran diibukota.
2.4.
Perbedaan Penalaran Induktif dengan Penalaran Deduktif
Perbedaan
dari penalaran deduktif dan induktif adalah, penalaran deduktif memberlakukan
prinsip-prinsip umum untuk mencapai kesimpulan-kesimpulan yang spesifik,
sementara penalaran induktif menguji informasi yang spesifik, yang mungkin
berupa banyak potongan informasi yang spesifik, untuk menarik suatu kesimpulan
umum.
BAB
III
KESIMPULAN
3.1.
Kesimpulan
Penalaran adalah suatu proses berfikir
dalam menarik suatu kesimpulan yang berupa pengetahuan.Penalaran induktif
adalah cara berpikir dengan menarik kesimpulan umum dari pengamatan atas
gejala-gejala yang bersifat khusus.
Perbedaan dari penalaran deduktif dan induktif
adalah, penalaran deduktif memberlakukan prinsip-prinsip umum untuk mencapai
kesimpulan-kesimpulan yang spesifik, sementara penalaran induktif menguji
informasi yang spesifik, yang mungkin berupa banyak potongan informasi yang
spesifik, untuk menarik suatu kesimpulan umum.
DAFTAR
PUSTAKA